Dikutip Okezone.com -- Mobil listrik produksi siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Suryawangsa 2, sebagian besar dibuat menggunakan tangan. Sekira 90 persen komponen mikrobus listrik bertenaga surya itu juga sudah dibuat sendiri oleh tim dari SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi. Hanya beberapa suku cadang yang dibeli dan diimpor.
Kepala tim pembuatan Suryawangsa 2, Achmad Muhtadi, menjelaskan, komponen seperti baterai, velg, dan suspensi, harus dibeli. Sementara bagian lainnya dibuat secara mandiri oleh tim. “Sebagain besar hand made dari tim di SMK 7 Gondanglegi, termasuk bodi dibuat secara manual,” tutur Muhtadi, kemarin.
Ia menjelaskan, lapisan bodi mobil menggunakan bahan galvanis setebal 0,8 milimeter. Untuk energi, mobil berkapasitas lima tempat duduk itu menggunakan baterai yang disusun secara seri sebanyak 48 volt, daya yang dihasilkan (peak power) sebanyak 168 ampere.
Sistem mekanik yang dipakai drive train direct couple-front axle. Suspensinya masih menggunakan independent double wisbhone baik untuk roda belakang maupun depan. Mobil listrik ini berdimensi, panjang 3.500 milimeter, lebar 1.600 milimeter, tinggi 2.200 milimeter, dengan panjang wheelbase 3.000 milimeter. Sementara, berat kosongnya 850 kilogram.
Kepala tim pembuatan Suryawangsa 2, Achmad Muhtadi, menjelaskan, komponen seperti baterai, velg, dan suspensi, harus dibeli. Sementara bagian lainnya dibuat secara mandiri oleh tim. “Sebagain besar hand made dari tim di SMK 7 Gondanglegi, termasuk bodi dibuat secara manual,” tutur Muhtadi, kemarin.
Ia menjelaskan, lapisan bodi mobil menggunakan bahan galvanis setebal 0,8 milimeter. Untuk energi, mobil berkapasitas lima tempat duduk itu menggunakan baterai yang disusun secara seri sebanyak 48 volt, daya yang dihasilkan (peak power) sebanyak 168 ampere.
Sistem mekanik yang dipakai drive train direct couple-front axle. Suspensinya masih menggunakan independent double wisbhone baik untuk roda belakang maupun depan. Mobil listrik ini berdimensi, panjang 3.500 milimeter, lebar 1.600 milimeter, tinggi 2.200 milimeter, dengan panjang wheelbase 3.000 milimeter. Sementara, berat kosongnya 850 kilogram.
Menurut Muhtadi kapasitas penumpang di mikrobus bisa ditambah, namun juga harus menambah kapasistas baterai. “Saat mendung menggunakan tenaga baterai namun jika panas menggunakan solar cell. Tingkat efisiensi penyimpanan hingga 20 persen. Makanya kami sebut mobil hybrid karena menggunakan baterai dan tenaga surya,” jelasnya.
Tertantang untuk memberikan solusi kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan akibat gas buang kendaraan, maka SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur mengembangkan Mobil listrik tenaga surya yang diberi nama Suryawangsa 2 Arjuna 4.0.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui apa makna dari nama mobil tersebut. Nama Suryawangsa 2 itu sendiri berasal dari penggabungan dua kata Surya yang memiliki arti Matahari dan Wangsa yang berarti Dinasti.
Jadi makna dari Suryawangsa adalah keluarga Matahari (Muhammadiyah). Nama ini sengaja diambil karena mewakili lambang dari Muhammadiyah yakni Matahari. Sedangkan angka dua di depan Suryawangsa memberikan petunjuk bahwa ini merupakan proyek mobil listrik kedua, setelah sebelumnya, SMK Muhammadiyah 7 telah meluncurkan mobil listrik dua penumpang pada 2012.
Arjuna 4.0 diambil dari nama gunung tertinggi di Jawa timur, sedangkan angka 4.0 mengartikan daya motor yang digunakan mobil asal Malang ini, yaitu 4 ribu watt.
"Suryawangsa itu keluarga Muhammadiyah, karena simbolnya Matahari. Sedangkan Arjuna ini nama Gunung, jadi kalau mobil listrik pertama itu namanya gunung Sumeru, itu gunung tertinggi ya setinggi harapan kita, tertinggi kedua itu Arjuna. Ya ini nama gunung aja sebenarnya artinya ya kita punya cita-cita setinggi gunung." ujar Achmad Muhtadi, Kepala proyek pembuatan mobil listrik SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi.
Pengerjaan Suryawangsa 2 Arjuna 4.0 membutuhkan waktu hingga 6 bulan. Melibatkan guru dan siswa serta berkolaborasi dengan Laboratorium Power System Operation and Control Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, serta guru besar rekayasa energi listrik ITS Surabaya, Prof. Dr. Eng. Imam Robandi.
Tertantang untuk memberikan solusi kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan akibat gas buang kendaraan, maka SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur mengembangkan Mobil listrik tenaga surya yang diberi nama Suryawangsa 2 Arjuna 4.0.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui apa makna dari nama mobil tersebut. Nama Suryawangsa 2 itu sendiri berasal dari penggabungan dua kata Surya yang memiliki arti Matahari dan Wangsa yang berarti Dinasti.
Jadi makna dari Suryawangsa adalah keluarga Matahari (Muhammadiyah). Nama ini sengaja diambil karena mewakili lambang dari Muhammadiyah yakni Matahari. Sedangkan angka dua di depan Suryawangsa memberikan petunjuk bahwa ini merupakan proyek mobil listrik kedua, setelah sebelumnya, SMK Muhammadiyah 7 telah meluncurkan mobil listrik dua penumpang pada 2012.
Arjuna 4.0 diambil dari nama gunung tertinggi di Jawa timur, sedangkan angka 4.0 mengartikan daya motor yang digunakan mobil asal Malang ini, yaitu 4 ribu watt.
"Suryawangsa itu keluarga Muhammadiyah, karena simbolnya Matahari. Sedangkan Arjuna ini nama Gunung, jadi kalau mobil listrik pertama itu namanya gunung Sumeru, itu gunung tertinggi ya setinggi harapan kita, tertinggi kedua itu Arjuna. Ya ini nama gunung aja sebenarnya artinya ya kita punya cita-cita setinggi gunung." ujar Achmad Muhtadi, Kepala proyek pembuatan mobil listrik SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi.
Pengerjaan Suryawangsa 2 Arjuna 4.0 membutuhkan waktu hingga 6 bulan. Melibatkan guru dan siswa serta berkolaborasi dengan Laboratorium Power System Operation and Control Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, serta guru besar rekayasa energi listrik ITS Surabaya, Prof. Dr. Eng. Imam Robandi.
0 Komentar untuk "Mobil Listrik Tenaga Surya Dibuat Siswa SMK Muhammadiyah 7 Malang"