Komatsu D575A-3 SD Super Dozer, Bulldozer Terbesar dan Terkuat di Dunia

Oleh percobaan

Bagikan :

Tweet

Komatsu D575A-3 SD Super Dozer merupakan salah satu bulldozer terbesar dan terkuat di dunia yang ada sampai saat ini. Buldoser ini digunakan pada pertambangan batubara strip mining pita di amerika utara. Alat berat dengan tinggi 4.88 meter dan panjang 11.72 meter ini merupakan pabrikan Komatsu Jepang Ltd pada tahun 1991.

Alat super besar ini menggunakan mesin Komatsu’s SA12V170E, 4-stroke, water-cooled, direct injection, menggunakan mesin diesel 12  silinder turbocharged, piston displacement 46,3liter, dengan tangki bahan bakar kapasitas 2100 liter, dengan tiga forward dan tiga kecepatan mundur. Buldozer dengan daya maksimum sebesar 858kW (1.167 hp) / 1800 rpm  dengan daya dorong sebesar 153 ton. Pisau standar yang digunakan tinggi 3,63 meter dan panjang 7,39 meter, sedang pisau khusus berukuran 4,88 meter dan panjang 11,71 meter.

Alat ini pertama kali digunakan dalam pertambangan batubara di Virginia Barat, Amerika Serikat. Selain digunakan dalam perusahaan tambang alat super ini bisa juga digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Selain di Amerika alat ini juga digunakan oleh Negara Kanada dan Australia.

Buldozer ini dilengkapi pisau standard dan dapat menggali sampai kedalaman 2.06 meter dengan daya angkat sebesar 90 meter kubik kalau dengan pisau biasa sedang kalau dengan pisau khusus bisa mengangkat sampai dengan 125 meter kubik.

Sebelum muncul super dozer ini komatsu terlebih dahulu memproduksi prototype pada tahun 1981 yang bernama D555A dengan kekuatan 1.000 tenaga kuda.  Berhubung kondisi ekonomi saat itu kurang baik maka proyek ini di hentikan dan baru tahun 1989 dilanjutkan. Pada akhir 80an itu digunakanlah nama D575A-2 SR Super Ripper dan mulai dilakukan produksi masal pada 1991.

Selanjutnya pada 1995 dilakukan penggabungan antara D575A-2 SR Super Ripper dengan D575A SD Super Dozer. Model selanjutnya dengan seri D575A-3 SD Super Dozer ini mulai diperkenalkan di tahun 2001. Dozer ini dibuat khusus tanpa ripper dengan berat 152.600 kilogram.

Namun, dozer ini dilengkapi dengan pisau standar, D575A-3 SD yang mampu bergerak hingga 90 meter kubik sekali jalan. Bila dengan pisau opsional, D575A-3 SD mampu bekerja sampai 125 meter kubik sekali jalan. Bila dicermati dozer D575A-3 SD memiliki perubahan besar pada frame, powertrain, undercarriage, dan pisau, sehingga secara substansial berbeda dari D575A-3.

Bila dibandingkan dengan kakaknya, D575A-3 SD memiliki kelebihan pada kabin yang telah ditata ulang sehingga operator bekerja lebih aman. Selain itu ada perbaikan dalam system control elektronik powertrain untuk meningkatkan produktifitas kerja. Selain itu masih ada inovasi dalam hal penguatan roller “undercarriage”  pipa hidrolik, aneka tombol, penggunaan kabel dan lain-lain.

Alat ini akan menjadi sedikit masalah bila harus bekerja dalam lokasi yang sering berpindah-pindah. Karena ukurannya sangat besar maka D575A harus dipecah menjadi bentuk komponen-komponen yang lebih kecil agar bisa di pindahkan. Ketika terjadi perpindahkan lokasi kerja untuk menggeser alat ini setidaknya membutuhkan enam sampai delapan truk untuk mengangkutnya.

Di Indonesia sendiri dozer yang paling popular dari komatsu adalah D85ESS-2 dan D68ESS-12EO. Kelebihan kedua alat ini tentu saja adalah kecocokan dengan medan yang ada di Indonesia. Selain itu juga mudah dalam pengoperasian dan perawatan. Selain itu kini suku cadang dari kedua jenis alat ini mudah diketemukan.

Lebih lanjut seri D85ESS-2 memiliki piranti tambahan yang sangat mendukung produktifitas. Didukung mesin S6D125E-2 yang memberikan output tenaga sebesar 149 PH dirasa cukup memberikan daya dorong maksimal.

Kedua tangan operator dipacu untuk bekerja optimal dengan tangan kiri handle joystick untuk mengontrol semua gerak traktor. Sedang tangan kanan lebih difokuskan untuk control semua gerakan blade. Perlu dicatat bahwa pembuatan suatu alat berat itu tentu pastinya akan disesuaikan dengan medan yang akan dihadapi sehingga tidak ada lose atau kehilangan manfaat / produktifitas.